ANALISIS
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Roda Keberuntungan Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Kelas X Sman Kenanga Cempaka Tahun Pelajaran 2012-2013
Berdasarkan
hasil pengamatan penulis di SMAN Kenanga Cempaka Padang pada tanggal 14 februari 2013, penulis menemukan bahwa pemahaman
konsep matematika siswa relatif rendah, diakibatkan karena pembelajaran
matematika yang terlaksana masih terpusat pada guru. Pada awal pelajaran siswa
membaca do’a lalu mengucapkan salam dan guru menjawab salam dari mereka,
selanjutnya guru mengabsen siswa. Guru memulai pelajaran dengan membahas tugas
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, beberapa siswa menuliskan nomor soal
yang tidak dimengerti kepapan tulis lalu soal tersebut menanyakan dikembalikan
kepada siswa yang bisa menjawab. Setelah semua siswa tidak ada yang bisa
menjawabnya guru bertindak menerangkan jawabannya, kemudian memberi kesempatan
kepada siswa untuk mencatat hasil pembahasan tersebut. Selanjutnya guru
memberikan apersepsi tentang pelajaran sebelumnya, guru mengulas pelajaran
sebelumnya dengan menunjuk beberapa orang siswa tentang materi sebelumnya ada
siswa yang bisa menjawab ada yang hanya diam dan mengasih senyum karena tidak
ingat, guru membimbing siswa mengingatkan kembali. Guru menjelaskan materi
pelajaran dengan memberi contoh soal dan latihan kemudian sebagian siswa
hanyalah mencatat, melihat, dan mendengarkan penjelasan guru dan sebagian siswa
yang lainnya malas- malasan, main hape bahkan ada yang ngobrol sehingga suasana
kelas menjadi ribut dan akhir pembelajaran diberikan pekerjaan rumah.
Ketika mereka bingung, tidak mengerti materi yang
diterangkan siswa cenderung pasif, malu bertanya, kurang partisipasi dan lebih
suka menyia- nyiakan waktu siswa tidak fokus dan mengakibatkan bosan dalam
pembelajaran. Hal ini terlihat pada proses penyelesaian soal latihan yang
diberikan guru, dimana siswa hanya memperhatikan contoh soal yang sama dengan
latihan yang diberikan guru dan apabila ada soal latihan yang berbeda mereka
tidak bisa menyelesaikannya sehingga hanya beberapa orang saja yang mau
mengerjakannya diakibatkan siswa lebih cenderung menghafal dari pada memahami
konsep matematika yang telah di pelajari, sehingga siswa kesulitan dalam
mengerjakan soal- soal latihan yang diberikan guru. Sedangkan yang lainnya baru
mengerjakan soal latihan bila diperhatikan oleh guru ke bangku masing- masing
atau menunggu jawaban dari temannya. Selain itu belum terlihat usaha siswa untuk berdiskusi dalam penyelesaian
latihan. Hal yang memprihatinkan ada beberapa siswa yang tidak membuat sama
sekali, mereka hanya menunggu sampai soal latihan tersebut dibahas oleh guru.
Guru melaksanakan berbagai macam usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, diantaranya dengan pembelajaran kelompok
dalam diskusi kelompok hanya siswa
berkemampuan tinggi yang mengerjakan karena guru tidak mengawasi ketika diskusi
kelompok berlangsung. Guru pernah mengadakan kuis perorangan dengan menuliskan soal di papan tulis dan siswa
membuat jawabannya, mereka mengangkat jawaban mereka masing-masing siapa
yang cepat seperti game show di salah satu TV
tapi hanya beberapa orang saja yang dapat menjawabnya karena sebelumnya guru tidak mengingatkan kepada
mereka akan diadakan kuis. Selanjutnya
diminta kepada siswa untuk menjawab, kemudian guru mengulas jawaban itu lagi. Terlihat bahwa murid suka bermain sambil belajar dalam
pembelajaran. Namun usaha- usaha tersebut belum sepenuhnya siswa ikut andil dalam
pembelajaran matematika, hasil belajar merekapun belum memuaskan. Berdasarkan fakta yang ada siswa tidak
memahami konsep matematika itu sendiri dengan baik, karena siswa hanya menunggu
pembahasan dari guru dan sibuk dengan aktifitas masing- masing. Kendala lain
yang ditemui siswa di sekolah ini adalah buku paket, siswa hanya memiliki bahan
ajar berupa LKS sehingga guru harus
lebih kreatif mencari buku tentang materi pembelajaran. Terlihat dalam proses
penyelesaian soal latihan berikut ini:
Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa terlihat
bahwa ada dua indikator pemahaman konsep yang tidak dikuasai siswa.
Diantaranya, siswa belum mampu mengklasifikasikan objek- objek menurut sifat-
sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) dan siswa kesulitan dalam
mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu bisa kita
lihat jawaban siswa adalah:
a) Cos
=
padahal jawaban seharusnya adalah
terletak di kuadran III. Oleh karena itu, Cos
dapat dinyatakan sebagai Cos
= cos (
-
) = - sin
= -
, pada soal ini siswa belum mampu
mengklasifikasikan objek menurut sifat- sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya).
b) Tan
=
padahal jawaban seharusnya adalah
terletak di kuadran I. Oleh karena itu, tan
dapat dinyatakan sebagai tan
= tan (
-
) = cotan
= 1, pada
soal ini siswa belum mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat- sifat
tertentu (sesuai dengan konsepnya).
c) Sin
cos
Tan
=
= -
, padahal
jawaban seharusnya Sin
cos
Tan
= -
-
1=
1=
, pada
soal ini siswa kesulitan dalam mengaplikasikan konsep kepemecahan masalah.
Berdasarkan analisis hasil kerja siswa terlihat
bahwa siswa masih kurang mampu memahami konsep- konsep matematis sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa masih rendah.
Usaha untuk mengatasi masalah
ini, guru sebagai model pendidik yang akan menumbuhkan kondisi belajar yang
baik, berani serta menyenangkan harus bisa menciptakan hal- hal kreatif yang
memungkinkan siswa lebih tertantang dan tertarik dalam belajar. Salah satu cara
yang dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran roda keberuntungan.
Model pembelajaran roda keberuntungan adalah model pembelajaran permainan
yang mampu membangkitkan potensi siswa serta siswa aktif dalam memahai konsep dalam
belajar terutama dalam menjawab soal pertanyaan yang ada didalam kelompok
mereka.
Menurut Paul Ginnis (2008:
190), langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran Roda Keberuntungan
yaitu:
a. Buat satu set kartu sebanyak jumlah
siswa di kelas dengan
pertanyaan disatu sisi dan angka di belakangnya.
b. Buat “Roda Keberuntungan” dari karton.
Bagi roda menjadi sektor-sektor sejumlah kartu pertanyaan dan beri angka pada
sektor tersebut. Buat pemutar berupa anak panah dari karton dan paku pines.
Hasil akhirnya nampak mirip roda “Twister”.
c. Siswa duduk membentuk lingkaran besar.
Kartu disebar menghadap ke bawah
menutupi lantai dengan angka yeng jelas terlihat.
d. Satu sukarelawan memulai dengan
memutar roda tersebut. Setelah angka ditunjukkan, siswa tersebut berdiri dan
mengambil kartu sesuai dengan angka di roda dan menjawab pertanyaan yang ada.
e. Diskusi singkat berlangsung antara
guru dan seluruh kelas. Jika guru sudah memutuskan bahwa siswa tersebut telah
menjawab dengan lengkap dan akurat, kartu diletakkan kembali menghadap ke atas
dan angka tersebut sekarang hangus. Jika jawaban tidak lengkap atau tidak benar
maka kartu dikembalikan lagi menghadap kebawah untuk orang lain yang mencoba
keberuntungannya.
f. Roda diberikan untuk siswa
selanjutnya. Siswa selanjutnya adalah siswa yang dipilih atau ditunjuk oleh
siswa sebelumnya yang telah memutar Roda Keberuntungan dan menjawab pertanyaan.
Jika siswa selanjutnya mendapat angka yang hangus, maka siswa tersebut harus
memutar kembali roda keberuntungan untuk mendapatkan angka yang belum hangus.
g. Setelah semua kartu terbuka dan
hangus, guru kemudian membahas semua pertanyaan dengan jelas dan catatan
tertulis dibuat.
Dengan penerapan model pembelajaran roda
keberuntungan maka diharapkan siswa akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap
kelompoknya dan sekaligus dapat membantu siswa yang berkemampuan rendah untuk
memahami materi pelajaran. Terlihat dalam pembelajaran ini siswa mempunyai
kesempatan yang sama untuk berpendapat dan menjawab pertanyaan guru, sehingga
tidak ada lagi siswa yang malas- malasan, takut, dan sibuk sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model
pembelajaran roda keberuntungan lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa dengan pembelajaran konvensional pada kelas X SMAN Kenanga
Cempaka Padang tahun pelajaran 2012/ 2013.
ini mirip punya eji lah mis...
BalasHapus