Senin, 16 Maret 2015

analisis strategi dreadlines dalam matematika


ANALISIS
Judul   : Penerapan Strategi Dreadlines Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII SMPN 10 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014
Bersadarkan observasi yang dilakukan di SMPN 10 Padang pada tanggal 5-7 maret 2013, dalam pelajaran matematika pemahaman konsep siswa masih rendah. Rendahnya pemahaman konsep tentu mempengaruhi hasil belajar. Rendahnya hasil belajar siswa terlihat dari nilai semester yang diperoleh bahwa nilai siswa masih banyak yang berada dibawah KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 73. Salah satu faktor yang menyebabkan Rendahnya pemahaman konsep siswa dilapangan adalah pembelajaran yang masih selalu terpusat pada guru. Guru menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa duduk, mendengar, diam, dan kemudian mencatat materi serta contoh soal yang diberikan guru, hal itupun mereka lakukan dengan malas-malasan.
Aktivitas yang diharapkan dari siswa sama sekali belum terlihat selama proses pembelajaran berlangsung karena aktivivitas-aktivitas yang dilakukan sebagian besar siswa sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelajaran, seperti mengobrol dengan temannya, menggambar, main handphone, dan mengantuk-ngantuk saat belajar. Saat guru memberi pertanyaan siswa lebih cenderung pasif dan diam saja, hanya beberapa orang yang menjawab dan merespon pertanyaan guru. Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa yang masih rendah saat belajar ini yang membuat siswa tidak memahami konsep pembelajaran.
Saat tidak mengerti dengan materi yang diterangkan siswa menjadi pasif belajar, malu untuk bertanya, kurang partisipasi, lebih suka membuang-buang waktu, tidak fokus sehingga mereka bosan dalam pembelajaran. ketika guru memberikan soal latihan siswa tidak bersemangat dan lebih suka mengulur-ulur waktu untuk mengerjakannya. Mereka berharap latihan yang diberikan guru supaya dilanjutkan di rumah saja dan dikumpul pada pertemuan berikutnya. Padahal pekerjaaan rumah yang selama ini diberikan guru juga mereka kerjakan di sekolah dengan menyontek pada temannya yang bisa mengerjakannya. Hal ini terlihat pada saat guru sudah di kelas dan masih ada sebagian siswa yang masih berusaha menyalin pekerjaan rumah temannya, tanpa terfikir apakah jawaban yang dibuat oleh temannya sudah benar atau belum. Mereka juga tidak mau bertanya kepada guru apabila mereka belum memahami atau mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
Menurut hasil  wawancara penulis dengan guru matematika dikelas VII, hal yang paling sulit itu adalah meningkatkan motivasi serta mengaktifkan siswa dalam belajar. Sebenarnya sudah beberapa kali guru mencobakan metode diskusi dalam belajar, namun belum cukup berhasil untuk mendorong keaktifan siswa karena siswa hanya mengandalkan satu atau dua teman yang dianggap lebih pintar dan lebih rajin di kelas untuk menyelesaikan latihan dan tugas yang diberikan. Selain itu belum terlihat usaha siswa untuk berdiskusi dalam penyelesaian latihan. Aktivitas siswa yang diharapkan pun masih belum terlihat hasilnya dengan lebih baik. 
Permasalahan ini perlu diatasi dengan sebuah solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Guru sebagai salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran diharapkan mampu  untuk memililih strategi yang dapat menjawab segala kendala yang dihadapi siswa dalam PBM setelah mengenali permasalahan yang ditemui dalam aktivitas pembelajaran. Berdasarkan situasi pembelajaran yang ditemukan disekolah tersebut, maka yang diperlukan adalah sebuah strategi yang dapat mengoptimalkan cara belajar, mendorong minat siswa pada saat belajar, serta merangsang pola fikir siswa yang kreatif. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi Dreadlines.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi dreadline, siswa akan dipacu untuk lebih aktif dalam belajar karena ada dreadline waktu yang disepakati antara guru dengan siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran akan lebih menarik, akan timbul rasa tanggung jawab dalam diri siswa untuk berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan tugas dan latihan dalam belajar. Strategi dreadline akan akan memacu sikap siswa yang selama ini terbiasa ingin mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan latihan untuk mulai belajar bertanggung jawab dan mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan sebaik mungkin dan secepat mungkin
Seperti yang dikemukakan oleh Ginnis (2008:119) Strategi Dreadline adalah salah satu teknik yang paling sederhana untuk meningkatkan kecepatan belajar, menentukan dreadline yang menantang tapi tetap dapat dicapai. Strategi dreadlines ini bertujuan untuk mempertahankan kecepatan kerja, memberikan motivasi seerta percaya diri yang kuat. Strategi ini  mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi, siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing dan bekerja sesuai dreadline yang sudah ditentukan.
Ginnis (2008:119) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe dreadlines sebagai berikut:
1.      Siapkan daftar nama siswa di clipboard. Berkelilinglah untuk melihat karya siswa dan berbicara dengan mereka mengenai kemajuannya. Saat anda bergerak dari siswa ke siswa buat persetujuan suatu deadline kapan tahap tugas berikutnya akan diselesaikan. Jelaskan bahwa anada akan kembali pada waktu tersebut. Anda membuat catatan deadline di daftar anda dan siswa membuat catatan dipinggir buku latihan atau file merka.
2.      Terkadang penting untuk membiarkan siswa menentukan deadline, mungkin karena anda menginginkan mereka untuk belajar mengenai manajemen waktu dan tugas, atau karena mereka self-motivated dan dapat dipercaya. Terkadang anda perlu untuk memaksakan deadline untuk menambah perasaan terdesak, sedang pada saatb lain menegoisasi deadline akan menjadi yang terbaik. Tetaplah fleksibel dalam pendekatan anda.
3.      Pastikan ada jam dinding di ruangan
4.      Kembali ke tiap siswa pada waktu yang ditentukan. Jika anda tidak ada disana seperti kata anda mereka mengira anda tidak serius. Lihat apa yang telah mereka lakukan, beri mereka selamat, tantangan, dukungan, peringatan. Kemudian tentukan dreadlines baru untuk tahap selanjutnya.
5.      Jangka waktu untuk dreadlines bervariasi. Beberapa siswa akan memerlukan langkah-langkah pendek dan kunjungan yang sering, mungkin karena mereka kurang termotivasi atau karena mereka sedang berusaha keras dengan materi tertentu.
6.      Selanjutnya guru menemui siswa yang paling memerlukan bantuan atau yang paling menemui kesulitan. Setelah mereka dapat melakukan tugasnya, kunjungi siswa yang lebih pandai.
Setelah memahami langkah-langkah pelaksanaan strategi dreadline diatas, maka dapat terlihat beberapa keunggulan dengan diterapkannya strategi dreadline dalam pembelajaran, diantaranya:
1.      Strategi dreadline akan membuat siswa berupaya untuk segera menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru sesuai dengan dreadline yang telah ditentukan.
2.      Meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa karena dengan strategi dreadline guru benar-benar akan menagih hasil kerja mereka, sehingga siswa merasa memiliki tanggung jawab
3.      Melatih siswa untuk mau bertanya, baik kepada guru maupun kepada temannya saat berdiskusi dalam kelompoknya
4.      Siswa akan merasa diayomi saat guru mendatangi siswa yang terlihat kesulitan dalam menyelesaikan latihan sehingga perlahan siswa akan mulai memahami konsep dengan baik
Dengan penerapan strategi tersebut maka diharapkan siswa akan mempunyai minat dan motivasi yang lebih baik dalam belajar, tidak lagi mengulur-ulur waktu agar tugas tidak dikumpulkan diakhir pelajaran, mau bertanya apabila belum memahami materi, serta mamiliki tanggung jawab belajar. Dengan demikian aktivitas belajar meningkat dan hasil belajar siswa juga menjadi lebih baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan penerapan strategi deradlines lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran konvensional pada kelas  VII SMPN 10 PADANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar