ANALISIS
Judul : Penerapan Strategi Dreadlines Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII SMPN 10 Padang Tahun
Pelajaran 2013/2014
Bersadarkan observasi yang dilakukan di SMPN 10 Padang pada tanggal 5-7
maret 2013, dalam pelajaran matematika pemahaman konsep siswa masih rendah.
Rendahnya pemahaman konsep tentu mempengaruhi hasil belajar. Rendahnya hasil
belajar siswa terlihat dari nilai semester yang diperoleh bahwa nilai siswa
masih banyak yang berada dibawah KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 73.
Salah satu faktor yang menyebabkan Rendahnya pemahaman konsep siswa dilapangan
adalah pembelajaran yang masih selalu terpusat pada guru. Guru
menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa duduk, mendengar, diam, dan
kemudian mencatat materi serta contoh soal yang diberikan guru, hal itupun
mereka lakukan dengan malas-malasan.
Aktivitas yang diharapkan dari
siswa sama sekali belum terlihat selama proses pembelajaran berlangsung karena
aktivivitas-aktivitas yang dilakukan sebagian besar siswa sama sekali tidak ada
hubungannya dengan pelajaran, seperti mengobrol dengan temannya, menggambar,
main handphone, dan mengantuk-ngantuk saat belajar. Saat guru memberi
pertanyaan siswa lebih cenderung pasif
dan diam saja, hanya beberapa orang yang menjawab dan merespon pertanyaan guru.
Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa yang masih rendah saat belajar ini
yang membuat siswa tidak memahami konsep pembelajaran.
Saat tidak mengerti dengan materi yang diterangkan siswa menjadi pasif belajar, malu untuk bertanya,
kurang partisipasi, lebih suka membuang-buang waktu, tidak fokus sehingga mereka bosan dalam
pembelajaran. ketika guru
memberikan soal latihan siswa tidak bersemangat dan lebih suka mengulur-ulur
waktu untuk mengerjakannya. Mereka berharap latihan yang diberikan guru supaya
dilanjutkan di rumah saja dan dikumpul pada pertemuan berikutnya. Padahal
pekerjaaan rumah yang selama ini diberikan guru juga mereka kerjakan di sekolah
dengan menyontek pada temannya yang bisa mengerjakannya. Hal ini terlihat pada
saat guru sudah di kelas dan masih ada sebagian siswa yang masih berusaha
menyalin pekerjaan rumah temannya, tanpa terfikir apakah jawaban yang dibuat
oleh temannya sudah benar atau belum. Mereka juga tidak mau bertanya kepada
guru apabila mereka belum memahami atau mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan.
Menurut hasil wawancara penulis dengan guru
matematika dikelas VII, hal
yang paling sulit itu adalah meningkatkan motivasi serta mengaktifkan siswa
dalam belajar. Sebenarnya sudah beberapa kali guru mencobakan metode diskusi
dalam belajar, namun belum cukup berhasil untuk mendorong keaktifan siswa
karena siswa hanya mengandalkan satu atau dua teman yang dianggap lebih pintar dan lebih rajin
di kelas untuk menyelesaikan latihan dan tugas yang diberikan. Selain itu belum terlihat usaha siswa
untuk berdiskusi dalam penyelesaian latihan. Aktivitas siswa yang
diharapkan pun masih belum terlihat hasilnya dengan lebih baik.
Permasalahan ini perlu diatasi
dengan sebuah solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
Guru sebagai salah satu komponen utama dalam
proses pembelajaran diharapkan mampu untuk memililih strategi yang dapat menjawab
segala kendala yang dihadapi siswa dalam PBM setelah mengenali permasalahan
yang ditemui dalam aktivitas pembelajaran. Berdasarkan situasi pembelajaran
yang ditemukan disekolah tersebut, maka yang diperlukan adalah sebuah strategi
yang dapat mengoptimalkan cara belajar, mendorong minat siswa pada saat
belajar, serta merangsang pola fikir siswa yang kreatif. Salah satu strategi yang
dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi Dreadlines.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi dreadline, siswa akan
dipacu untuk lebih aktif dalam belajar karena ada dreadline waktu yang
disepakati antara guru dengan siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian
pembelajaran akan lebih menarik, akan timbul rasa tanggung jawab dalam diri
siswa untuk berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan tugas dan latihan
dalam belajar. Strategi dreadline akan akan memacu sikap siswa yang selama ini
terbiasa ingin mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan latihan untuk mulai
belajar bertanggung jawab dan mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan
sebaik mungkin dan secepat mungkin
Seperti yang dikemukakan oleh Ginnis (2008:119) Strategi Dreadline adalah
salah satu teknik yang paling sederhana untuk meningkatkan kecepatan belajar,
menentukan dreadline yang menantang tapi tetap dapat dicapai. Strategi
dreadlines ini bertujuan untuk mempertahankan kecepatan kerja, memberikan
motivasi seerta percaya diri yang kuat. Strategi ini mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok
untuk berdiskusi, siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing dan bekerja
sesuai dreadline yang sudah ditentukan.
Ginnis (2008:119) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan
tipe dreadlines sebagai berikut:
1. Siapkan
daftar nama siswa di clipboard. Berkelilinglah untuk melihat karya siswa dan
berbicara dengan mereka mengenai kemajuannya. Saat anda bergerak dari siswa ke
siswa buat persetujuan suatu deadline kapan tahap tugas berikutnya akan
diselesaikan. Jelaskan bahwa anada akan kembali pada waktu tersebut. Anda
membuat catatan deadline di daftar anda dan siswa membuat catatan dipinggir
buku latihan atau file merka.
2. Terkadang
penting untuk membiarkan siswa menentukan deadline, mungkin karena anda
menginginkan mereka untuk belajar mengenai manajemen waktu dan tugas, atau
karena mereka self-motivated dan dapat dipercaya. Terkadang anda perlu untuk
memaksakan deadline untuk menambah perasaan terdesak, sedang pada saatb lain
menegoisasi deadline akan menjadi yang terbaik. Tetaplah fleksibel dalam pendekatan
anda.
3. Pastikan
ada jam dinding di ruangan
4. Kembali
ke tiap siswa pada waktu yang ditentukan. Jika anda tidak ada disana seperti
kata anda mereka mengira anda tidak serius. Lihat apa yang telah mereka
lakukan, beri mereka selamat, tantangan, dukungan, peringatan. Kemudian
tentukan dreadlines baru untuk tahap selanjutnya.
5. Jangka
waktu untuk dreadlines bervariasi. Beberapa siswa akan memerlukan
langkah-langkah pendek dan kunjungan yang sering, mungkin karena mereka kurang
termotivasi atau karena mereka sedang berusaha keras dengan materi tertentu.
6. Selanjutnya
guru menemui siswa yang paling memerlukan bantuan atau yang paling menemui
kesulitan. Setelah mereka dapat melakukan tugasnya, kunjungi siswa yang lebih
pandai.
Setelah
memahami langkah-langkah pelaksanaan strategi dreadline diatas, maka dapat
terlihat beberapa keunggulan dengan diterapkannya strategi dreadline dalam
pembelajaran, diantaranya:
1. Strategi
dreadline akan membuat siswa berupaya untuk segera menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru sesuai dengan dreadline yang telah ditentukan.
2. Meningkatkan
aktivitas dan motivasi belajar siswa karena dengan strategi dreadline guru
benar-benar akan menagih hasil kerja mereka, sehingga siswa merasa memiliki
tanggung jawab
3. Melatih
siswa untuk mau bertanya, baik kepada guru maupun kepada temannya saat
berdiskusi dalam kelompoknya
4. Siswa
akan merasa diayomi saat guru mendatangi siswa yang terlihat kesulitan dalam
menyelesaikan latihan sehingga perlahan siswa akan mulai memahami konsep dengan
baik
Dengan penerapan strategi tersebut maka diharapkan siswa akan mempunyai minat dan motivasi yang
lebih baik dalam belajar, tidak lagi mengulur-ulur waktu agar tugas tidak
dikumpulkan diakhir pelajaran, mau bertanya apabila belum memahami materi,
serta mamiliki tanggung jawab belajar. Dengan demikian aktivitas belajar
meningkat dan hasil belajar siswa juga menjadi lebih baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan penerapan strategi deradlines lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran konvensional pada kelas VII SMPN 10 PADANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar