Jumat, 07 September 2012

pertumbuhan fisik remaja


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormon tersebut.

Bimbingan orang tua terhadap anak pada saat remaja sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembangan fisik remaja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan “Perkembangan Fisik Remaja” dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana defenisi remaja?
2.      Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan fisik remaja?
3.      Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja?
4.      Bagaimana pesan dan kesan terhadap remaja?

C. Tujuan Penelitian
1.      Untuk menngetahui pengertian remaja.
2.      Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan fisik remaja.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja.
4.      Bagaimana pesan dan kesan terhadap remaja.

D. Metode Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dituangkan dalam rumusan masalah, sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.      Metode library research (kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
2.      Melakukan diskusi kelompok untuk menjawab permasalahan dari prosedur tersebut kemudian dibagi, didiskripsikan, diuraikan dan akhirnya dilakukan penyimpulan-penyimpulan sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Pertumbuhan Remaja
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Sebenarnya tanpa ada tambahan kata “fisik” pun itu tidak menjadi persoalan, karena istilah “pertumbuhan” saja, sudah bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis. Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. hal ini ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.

B.      Pertumbuhan Fisik Remaja
Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan.
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:
1.      Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:
a.       Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.
b.      Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk atau gembrot (gemuk pendek).
c.       Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tumbuh baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.
d.      Organ Seks/Ciri Seks Primer
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e.       Ciri – ciri Seks Sekunder
Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

2.      Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
1.      Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
2.      Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
3.      Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
4.      Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa
5.      Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

C.     Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja
Seorang anak dikatakan remaja pada batasan-batasan usia tertentu. Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, hal ini tampak pada perilaku remaja yang canggung dalam proses penyesuaian diri. Remaja isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosi seperti gelisah, mudah tersinggung serta melawan kewenangan, dan sebagainya.Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga mempengaruhi keadaan psikologis remaja. Meskipun akibatnya biasa sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam perilaku, sikap, dan kepribadian.Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Huirlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut:
1)      Ingin menyendiri
Perubahan pada masa remaja ini mulai terjadi ditandai dengan anak yang menarik diri dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarganya. Mereka sering melamunkan akan dirinya yang tidak dimengerti atau diperlakukan kurang baik oleh lingkungan dan orang-orang disekitar mereka.
2)      Bosan
Anak remaja mengalami kebosanan dengan permainan yang biasanya digemarinya juga dengan tugas-tugas sekolah, kegiatan social pada umumnya. Anak sedikit sekali bekerja dan biasanya diikuti dengan menurunnya prestasi di berbagai bidang.
3)      Inkoordinasi
Pertumbuhan yang terjadi dengan sangat pesat dan tidak seimbang mempengaruhi koordinasi gerakan, ditandai dengan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu.
4)      Antagonis social
Remaja sering kali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang.
5)      Emosi yang meninggi untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil. Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderung merupakan  ciri-ciri awal masa remaja. Masa ini ditandai dengan merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah.
6)      Hilangnya kepercayaan diri
Anak remaja yang sebelumnya sangat yakin terhadap diri sendiri menjadi takut akan kegagalan karena menurunnya daya tahan fisik menurun disebabkan kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya.
7)      Terlalu sederhana
Anak remaja akan menjadi sangat sederhana dalam segala penampilan dikarenakan takut orang lain memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberikan komentar buruk.
Umumnya perubahan fisik tersebut menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pengaruh akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka.
Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv  (Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
D.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
1.      Sistem Endoktrin Dalam Tubuh
Perubahan sistem endoktrin menyebabkan perubahan fisik pada remaja yang menyebabkan kegoncangan dalam homeostesis.
2.      Faktor Nutrisi
Antara lain, kurang makan juga menyebabkan ketegangan emosi meningkat. Anemia menyebabkan apatis disertai kecemasan dan lekas marah. Kekurangan kalsium menyebabkan lekas marah dan ketidak stabilan emosi.
3.      Gangguan Keluarga
Pengaruh faktor keluarga meliputi faktor-faktor keturunan dan lingkungan. Faktor lingkungan akan membantu tercapai perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak lahir. Pada setiap tahap usia lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh dari pada terhadap tinggi. Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.
4.      Gangguan Emosi
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional menyebabkan  terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan dikelenjer piturity. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remaja pun terhambat dan tidak tercapai berat badan yang seharusnya.
5.      Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia antaran12 sampai 15 tahun anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .
6.      Status Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil dari anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya lebih tinggi.
7.      Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh lebih berat dari pada anak yang sering sakit dan biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.
8.      Kecerdasan
Hampir selalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi biasanya lebih gemuk dari pada anak yang kecerdasannya rendah juga anak yang berprestasi disekolah menonjol cenderung lebih gemuk dan berat
9.      Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan "mimpi basah" pada anak laki-laki), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.
10.  Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.

E.   Usaha Membantu Pertembuhan Fisik Remaja
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik remaja sering disebabkan karena perasaan dan  fikiran mengenai fisiknya. Adanya bentuk tubuh yang diidamkan dan fikiran untuk dicapainya. Bila dirinya tidak dapat  menyamai seperti yang diidamkan  akan menimbulkan rasa cemas bagi remaja. Perilaku, sikapnya akan mengalami perubahan karena dia menilai dirinya berbeda dari teman sebayanya. Remaja banyak perhatian terhadap kelompok, perilaku remaja akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompok.
Pengembangan program kelompok remaja kearah kegiatan yang bernilai positif oleh para tokoh masyarakat dan sekolah, merupakan upaya membantu para remaja dalam perubahan fisik mereka. Kegiatan bernilai positif seperti olahraga, pramuka dan seni dapat menumpuk pertumbuhan fisik remaja sedangkan kegiatan yang bernilai negatif seperti ngebut, bergadang dimalam hari , minum-minum keras dan semacamnya akan mengganggu kesehatan. Kelompok remaja yang dapat dibentuk disekolah seperti kelompok olahraga, kelompok seni, kelompok belajar. Kelompok remaja dapat pula terbentuk diluar sekolah, seperti kelompok olahraga, kesenian, pramuka dan sebagainya. Pengembangan kegiatan pramuka, penyelenggaraan kesenian kesegaran jasmani dan pembiasaan hidup bersih perlu diprogram sebagai kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk belajar teratur dan bertanggung jawab.
Disamping upaya yang telah dikemukakan diatas, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan tersebut. Penjelasan atau informasi yang diberikan pada remaja dapat meliputi berbagai hal, yaitu berkaitan dengan kesehatan, penataan diri, konsep tentang daya tarik, baik fisik maupun psikis. 
Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja. Dalam batas-batas tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara lain:
1.      Menjaga kesehatan badan. Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olah raga secara  teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga terkena penyakit, haruslah segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
2.      Memberi makanan yang baik. Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan akan menentukan pula pertumbuhan anak. Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
a.       Menyediakan sarana dan prasarana. Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan sebagainya.
b.      Waktu istirahat. Untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang cukup sangat diperlukan.
c.       Diadakannya jam olah raga bagi siswa. Pelajaran olah raga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olah raga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.

















BAB III
PENUTUP
a.     Kesimpulan
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik laki-laki maupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.
Kondisi yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah; pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik remaja. Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik.
Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu: ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana. Sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu, faktor internal (sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya dan kematangan) dan faktor eksternal (kesehatan, makanan, dan stimulasi lingkungan).
Faktor-faktor internal dan eksternal yang semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik itu akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik individu
Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan diadakannya jam olah raga bagi siswa. Upaya untuk pertumbuhan remaja meliputi; memberi makanan yang baik dan menjaga kesehatan badan. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja, serta pembentukan kelompok belajar. Di samping upaya yang telah dikemukakan di atas, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan tersebut.

b.    Saran

Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari pada pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramuka dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.
Pengembangan program kelompok remaja ke arah yang positif oleh sekolah dan para tokoh masyarakat merupakan upaya membantu para remaja dalam perubahan fisik mereka. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja, sedangkan yang bernilai negatif seperti ngebut, begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Maka untuk itu, misalnya pembentukan kelompok belajar atas bimbingan guru dan atau orang tua merupakan kegiatan yang membentuk mereka untuk belajar teratur dan bertanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar