BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak
dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap
perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka
mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak
terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula
mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku
atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormon tersebut.
Bimbingan orang tua terhadap anak pada saat remaja sangatlah dibutuhkan agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar
orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui
perkembangan fisik remaja.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan
“Perkembangan Fisik Remaja” dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana defenisi remaja?
2. Bagaimana tahapan-tahapan
perkembangan fisik remaja?
3. Faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi perkembangan fisik remaja?
4. Bagaimana pesan dan kesan terhadap
remaja?
C. Tujuan
Penelitian
1. Untuk menngetahui pengertian remaja.
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan
perkembangan fisik remaja.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik remaja.
4. Bagaimana pesan dan kesan terhadap
remaja.
D. Metode
Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam
menyelesaikan permasalahan yang dituangkan dalam rumusan masalah, sedangkan langkah-langkah
yang dilakukan dalam menjawab permasalahan dalam makalah ini adalah:
1. Metode library research
(kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Melakukan diskusi kelompok untuk menjawab
permasalahan dari prosedur tersebut kemudian dibagi, didiskripsikan, diuraikan
dan akhirnya dilakukan penyimpulan-penyimpulan sesuai dengan permasalahan yang
dikemukakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pertumbuhan Remaja
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat
tentang remaja namun pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama.
Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa,
ada yang menggunakan istilah puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi
(latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda-tanda
kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento
(latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang
dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.
Pertumbuhan adalah suatu proses
perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam
periode tertentu. Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu.
Sebenarnya tanpa ada tambahan kata “fisik” pun itu tidak menjadi persoalan,
karena istilah “pertumbuhan” saja, sudah bermakna perubahan pada aspek-aspek
fisiologis. Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan fisik adalah
perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja.
Pertumbuhan fisik remaja merupakan
pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran
(semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara
fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. hal ini ditandai dengan
datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
B.
Pertumbuhan Fisik Remaja
Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa
puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih
besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah
besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan
selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul
kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki
pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan
anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan
karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan.
Perubahan
fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:
1. Perubahan Eksternal
Perubahan
yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:
a. Tinggi Badan
Rata-rata
anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan
belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan
remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan
imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak
mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak
menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.
b. Berat Badan
Perubahan
berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat
badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya
mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidak seimbangan
perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan
anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk
tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat
badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi
gemuk atau gembrot (gemuk pendek).
c. Proporsi Tubuh
Berbagai
anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tumbuh baik. Misalnya badan melebar dan
memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.
d. Organ Seks/Ciri Seks
Primer
Baik
laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa
remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e. Ciri – ciri Seks Sekunder
Ciri
– ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa
remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan
jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
2. Perubahan Internal
Perubahan
yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar.
Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan
tersebut adalah:
1. Sistem Pencernaan
Perut
menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan
kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
2. Sistem Peredaran Darah
Jantung
tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas,
beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding
pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah
matang.
3. Sistem Pernafasan
Kapasitas
paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak
laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
4. Sistem Endokrin
Kegiatan
gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara
dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks
berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang
sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa
5. Jaringan Tubuh
Perkembangan
kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang,
khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai
ukuran yang matang.
Seorang
anak dikatakan remaja pada batasan-batasan usia tertentu. Menurut Hurlock
(1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk
(2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall
(dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan
batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa
remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Pertumbuhan
fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, hal ini tampak pada
perilaku remaja yang canggung dalam proses penyesuaian diri. Remaja isolasi
diri dari pergaulan, perilaku emosi seperti gelisah, mudah tersinggung serta
melawan kewenangan, dan sebagainya.Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi
semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga mempengaruhi
keadaan psikologis remaja. Meskipun akibatnya biasa sementara, namun cukup
menimbulkan perubahan dalam perilaku, sikap, dan kepribadian.Perubahan pada
masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Huirlock (1992)
mengemukakan perubahan yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut:
1) Ingin
menyendiri
Perubahan pada masa
remaja ini mulai terjadi ditandai dengan anak yang menarik diri dari berbagai
kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota
keluarganya. Mereka sering melamunkan akan dirinya yang tidak dimengerti atau
diperlakukan kurang baik oleh lingkungan dan orang-orang disekitar mereka.
2) Bosan
Anak remaja mengalami
kebosanan dengan permainan yang biasanya digemarinya juga dengan tugas-tugas
sekolah, kegiatan social pada umumnya. Anak sedikit sekali bekerja dan biasanya
diikuti dengan menurunnya prestasi di berbagai bidang.
3) Inkoordinasi
Pertumbuhan yang
terjadi dengan sangat pesat dan tidak seimbang mempengaruhi koordinasi gerakan,
ditandai dengan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu.
4) Antagonis
social
Remaja sering kali tidak mau bekerja sama, sering
membantah dan menentang.
5) Emosi
yang meninggi untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil. Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan
kecenderung merupakan ciri-ciri awal
masa remaja. Masa ini ditandai dengan merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah.
6) Hilangnya
kepercayaan diri
Anak remaja yang
sebelumnya sangat yakin terhadap diri sendiri menjadi takut akan kegagalan
karena menurunnya daya tahan fisik menurun disebabkan kritik yang bertubi-tubi
dari orang tua dan teman-temannya.
7) Terlalu
sederhana
Anak remaja akan
menjadi sangat sederhana dalam segala penampilan dikarenakan takut orang lain
memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberikan komentar buruk.
Umumnya perubahan fisik tersebut
menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena harus menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pengaruh
akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka
mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja
tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan
ketidakpuasan atau
keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak
sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan
fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka.
Permasalahan
fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak
(2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada
dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat,
perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja
ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone,
1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi,
pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset
merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv
(Shaw,
2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image
ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau
bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Remaja
1. Sistem
Endoktrin Dalam Tubuh
Perubahan sistem endoktrin
menyebabkan perubahan fisik pada remaja yang menyebabkan kegoncangan dalam homeostesis.
2. Faktor
Nutrisi
Antara lain, kurang makan juga menyebabkan
ketegangan emosi meningkat. Anemia menyebabkan apatis disertai kecemasan dan
lekas marah. Kekurangan kalsium menyebabkan lekas
marah dan ketidak stabilan emosi.
3. Gangguan
Keluarga
Pengaruh faktor keluarga meliputi
faktor-faktor keturunan dan lingkungan. Faktor lingkungan akan membantu
tercapai perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak lahir. Pada setiap tahap
usia lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh dari pada terhadap tinggi. Pengaruh keluarga meliputi faktor
keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat
lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya,
jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.
4. Gangguan Emosi
Anak
yang terlalu sering mengalami gangguan emosional menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan,
dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan
dikelenjer piturity. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remaja pun
terhambat dan tidak tercapai berat badan yang seharusnya.
5. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari
pada anak perempuan, kecuali pada usia antaran12 sampai 15 tahun anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari laki-laki. Hal ini
terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan
perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .
6. Status Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi rendah cenderung lebih kecil dari anak yang berasal dari keluarga yang
status ekonominya lebih tinggi.
7. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan
memiliki tubuh lebih berat dari pada anak yang sering sakit dan biasanya
memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.
8. Kecerdasan
Hampir selalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi biasanya
lebih gemuk dari pada anak yang kecerdasannya rendah juga anak yang berprestasi
disekolah menonjol cenderung lebih gemuk dan berat
9. Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh
perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh
adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya
alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan "mimpi basah" pada anak laki-laki), dan
tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.
10. Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi
tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan
mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.
E.
Usaha
Membantu Pertembuhan Fisik Remaja
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik remaja sering disebabkan
karena perasaan dan fikiran mengenai fisiknya. Adanya bentuk
tubuh yang diidamkan dan fikiran untuk dicapainya. Bila dirinya tidak dapat menyamai seperti yang diidamkan akan menimbulkan rasa cemas bagi remaja.
Perilaku, sikapnya akan mengalami perubahan karena dia menilai dirinya berbeda
dari teman sebayanya. Remaja banyak perhatian terhadap kelompok, perilaku remaja akan
banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompok.
Pengembangan program kelompok remaja kearah kegiatan yang
bernilai positif oleh para tokoh masyarakat dan sekolah, merupakan upaya
membantu para remaja dalam perubahan fisik mereka. Kegiatan bernilai positif
seperti olahraga, pramuka dan seni dapat menumpuk pertumbuhan fisik remaja
sedangkan kegiatan yang bernilai negatif seperti ngebut, bergadang dimalam hari
, minum-minum keras dan semacamnya akan mengganggu kesehatan. Kelompok remaja yang
dapat dibentuk disekolah seperti kelompok olahraga, kelompok seni, kelompok
belajar. Kelompok remaja dapat pula terbentuk diluar sekolah, seperti kelompok
olahraga, kesenian, pramuka dan sebagainya. Pengembangan kegiatan pramuka,
penyelenggaraan kesenian kesegaran jasmani dan pembiasaan hidup bersih perlu
diprogram sebagai kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk belajar teratur
dan bertanggung jawab.
Disamping upaya yang telah dikemukakan diatas, baik guru
maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan
perubahan tersebut. Penjelasan atau informasi yang diberikan pada remaja dapat
meliputi berbagai hal, yaitu berkaitan dengan kesehatan, penataan diri, konsep
tentang daya tarik, baik fisik maupun psikis.
Lingkungan juga dapat memberikan
pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat
potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja. Dalam batas-batas tertentu, proses
pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat membantu
percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses pembelajaran itu dapat
diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara lain:
1. Menjaga kesehatan badan. Kebiasaan
hidup sehat, bersih, dan olah raga secara teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan
pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga terkena penyakit, haruslah
segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan fisik.
2. Memberi makanan yang baik. Makanan
yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan tidak
tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan akan menentukan pula
pertumbuhan anak. Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor
berikut:
a. Menyediakan sarana dan prasarana.
Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan
pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan sebagainya.
b. Waktu istirahat. Untuk menghilangkan
rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang cukup sangat
diperlukan.
c. Diadakannya jam olah raga bagi
siswa. Pelajaran olah raga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena
dengan olah raga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti
pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Pertumbuhan fisik adalah
perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja menyangkut
bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga
meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik
laki-laki maupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.
Kondisi yang mempengaruhi
perkembangan remaja adalah; pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan
emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk
tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik
remaja. Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku
sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja untuk
mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan
begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik.
Perubahan pada masa remaja sering
mempengaruhi sikap dan perilakunya. Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang
terjadi, yaitu: ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi
yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana. Sejumlah
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu, faktor internal
(sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya dan kematangan) dan faktor
eksternal (kesehatan, makanan, dan stimulasi lingkungan).
Faktor-faktor internal dan eksternal
yang semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa
pertumbuhan fisik itu akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan,
kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan
pertumbuhan fisik individu
Implikasinya bagi pendidikan adalah
perlunya menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan diadakannya jam
olah raga bagi siswa. Upaya untuk pertumbuhan remaja meliputi; memberi makanan
yang baik dan menjaga kesehatan badan. Kegiatan bernilai posotif seperti olah
raga, pramuka, dan seni dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja, serta
pembentukan kelompok belajar. Di samping upaya yang telah dikemukakan di atas,
baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan
dengan perubahan tersebut.
b.
Saran
Remaja yang banyak memperhatikan
kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari pada pendidik dalam proses
pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan
kelompok olah raga, kegiatan pramuka dan pembiasaan hidup sehat perlu
dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler perlu diselenggarakan
secara terprogram.
Pengembangan
program kelompok remaja ke arah yang positif oleh sekolah dan para tokoh
masyarakat merupakan upaya membantu para remaja dalam perubahan fisik mereka.
Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk
pertumbuhan fisik remaja, sedangkan yang bernilai negatif seperti ngebut,
begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Maka untuk itu,
misalnya pembentukan kelompok belajar atas bimbingan guru dan atau orang tua
merupakan kegiatan yang membentuk mereka untuk belajar teratur dan bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar